Mutu adalah kesesuaian dengan spesifikasi yang
ada, yang harus memenuhi keinginan pembeli. Spesifikasi dapat ditentukan oleh
produsen atau konsumen. Ini merupakan slogan bisnis, tidak hanya untuk pabrik
kelapa sawit, namun berlaku umum bagi unit-unit bisnis yang lain. Oleh karena
itu diperlukan pemantauan mutu dari segala hal yang berkaitan dengan proses
bisnis dalam pabrik kelapa sawit. Fungsi ini dijalankan oleh sebuah
laboratorium. Adapun tugas laboratorium di PKS adalah :
- Memeriksa kualitas CPO dan kernel
- Menghitung banyaknya hasil produksi yang hilang selama proses
- Menganalisa raw water dan boiler water
- Memonitor perombakan anaerobik dengan melakukan analisa rutin
limbah
Parameter
Mutu Minyak Sawit
- FFA ( Free Fatty Acid)
FFA atau
Free Fatty Acid adalah group dari asam organik yang terdapat dalam minyak
sawit. FFA di dalam minyak sawit, sebagian besar palmitat, stearat dan oleat.
Kandungan palmitat lebih banyak didalam minyak sawit sehingga Berat molekulnya
digunakan dalam perhitungan (25,6). FFA terbentuk akibat adanya air
dan katalis melalui reaksi hidrolisa, ini reaksinya:
Minyak (Trigliserida) + Air ——> FFA + Gloserol
Ada 2 dasar
hidrolisis katalis didalam minyak sawit.
Pertama hidrolisis enzimatik. Lemak aktif memecahkan enzim, sebagian besar lipoid yang ada didalam buah sawit. Aktifitasnya menghasilkan formasi FFA dipercepat bila mesocarp buah sawit pecah atau memar.
Kedua hidrolisis katalis secara spontan. Reaksi ini dipengaruhi oleh kandungan FFA yang ada didalam buah sawit dan telah berkembang yang berhubungan dengan suhu dan waktu. Free fatty acid (asam lemak bebas) dalam minyak produksi adalah untuk menilai kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan melarutkan lemak tersebut dalam pelarut organik yang sesuai dan menetralisasikan larutan tersebut dengan alkali menggunakan indikator phenolpthalein. Nilai FFA dalam CPO tidak lebih dari 3%. Faktor-faktor yang mempengaruhi FFA adalah :
Pertama hidrolisis enzimatik. Lemak aktif memecahkan enzim, sebagian besar lipoid yang ada didalam buah sawit. Aktifitasnya menghasilkan formasi FFA dipercepat bila mesocarp buah sawit pecah atau memar.
Kedua hidrolisis katalis secara spontan. Reaksi ini dipengaruhi oleh kandungan FFA yang ada didalam buah sawit dan telah berkembang yang berhubungan dengan suhu dan waktu. Free fatty acid (asam lemak bebas) dalam minyak produksi adalah untuk menilai kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan melarutkan lemak tersebut dalam pelarut organik yang sesuai dan menetralisasikan larutan tersebut dengan alkali menggunakan indikator phenolpthalein. Nilai FFA dalam CPO tidak lebih dari 3%. Faktor-faktor yang mempengaruhi FFA adalah :
- Tingkat kematangan buah sawit
- Memperpanjang penanganan buah dari waktu panen hingga waktu
proses
- Keterlambatan atau penundaan antara panen dan proses
- Moisture content
Penentuan
kadar air pada minyak produksi adalah untuk menilai kandungan zat menguap dalam
minyak, yaitu jumlah zat/bahan yang menguap pada suhu 103 deg C, termasuk di
dalamnya air serta dinyatakan sebagai berkurangnya berat apabila sampel
dipanaskan pada suhu 103 deg C. NIlai moisture content pada CPO
tidak lebih dari 0,3%.
- Impurities content
Kadar
kotoran pada minyak produksi adalah untuk menilai kadar kotoran dalam minyak
yang berupa zat yang tidak larut dalam pelarut organik yang telah ditentukan,
kemudian disaring dengan media penyaring dan dicuci dengan pelarut tersebut,
dikeringkan lalu ditimbang. Niali dirt content pada CPO tidak
lebih dari 0,03%.
- Peroxide value
Peroksida
ialah hasil oksidasi pertama yang nontransient dan terbentuk karena
bertambahnya radikal aktif molekul oksigen pada gugus metilen aktif pada rantai
asam lemak yang terdapat dalam minyak. Peroxide value adalah untuk menentukan
derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Proses pembentukan peroksida dapat
dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam, kelembaban udara dan katalis
(logam Fe,Co, Mn, Ni dan Cr). Peroksida juga dapat mempercepat proses tmbulnya
bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Peroxide value
pada minyak produksi untuk menilai bilangan Peroxide dalam minyak dengan cara
titrasi ion yodida bebas dengan sodium thiosulfat.Nilai peroxide value pada CPO
tidak lebih dari 1 meq/kgl.
- DOBI
Dobi adalah
indeks daya pemucatan merupakan rasio kandungan karoten dan produk oksidasi
sekunder pada CPO. Nilai Dobi yang rendah mengindikasikan meningkatnya
kandungan produk oksidasi sekunder (produk oksidasi dari karotenoid yang dapat
terjadi dari efek rantai asam lemak teroksidasi). Nilai Dobi diukur dengan alat
spektrofotometer UV-Visible, kandungan karotene diukur pada absorbens 446 nm
sedangkan produk oksidasi sekunder pada absorbens 269 nm. Nilai Dobi yang baik
harus lebih dari 2,5.
- ß Carotene
Senyawa
karotene adalah suatu senyawa yang larut didalam lemak, berwarna kuning sampai
merah di dalam CPO, sangat dipengaruhi oleh kematangan buah. β-Carotene pada
proses refinery sengaja dihilangkan untuk memperolah minyak goreng yang jernih
juga menghindari terjadinya degradasi β-carotene oleh panas, padahal β-carotene
merupakan pro-vitamin A dan juga sebagai antioksidan alami.
Spesifikasi > 500 ppm.
- Iodine Value
Iodine Value
adalah suatu besaran untuk mengukur derajat ketidak jenuhan dalam asam lemak.
Ini dinyatakan dengan jumlah gram iodine yang diserap oleh 100 g lemak.
Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak.
Lemak yang akan diperiksa dilarutkan dalam iso oktan kemudian ditambahkan
larutan Iodine berlebih, sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan Na.
thiosulfat. Spesifikasi > 50.
bersambung......