Sedikit membahas tentang proses dari kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil). Sebelum itu mari kita lihat bagian dari buah kelapa sawit, Berikut pic nya;
Minyak yang terkandung pada kernel merupakan jenis asam lemak Lauric, dan minyak yang terkandung pada mesocarp merupakan jenis asam lemak Palmitic.
Berikut Uraian Proses buah sawit menjadi CPO:
Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Receiving Station)
1.
Jembatan Timbang (Weigh
Bridges)
Alat
ini berfungsi untuk menimbang TBS dari afdeling yang diangkut truk.
Untuk memperoleh Netto TBS, ditimbang terlebih dahulu berat
bruttonya, yaitu berat truk dengan berat TBS. Kemudian TBS
dikeluarkan dari truk dan dituangkan di loading ramp. Setelah itu
truk yang kosong ditimbang untuk mengetahui berat tarra setelah itu
berat netto dari TBS yaitu selisih antara berat brutto dengan berat
tarra. Kapasitas timbangan yang digunakan 30 dan 40 Ton.
Berfungsi sebagai alat penampung sementara dan pemindahan TBS
kedalam lori rebusan, sebagai tempat pensortiran TBS dan juga sebagai
pembersihan TBS dari pasir dan kotoran.
Spesifikasi Loading Ramp:
- Kemiringan 27º - 30º
- Jarak Kisi ± 1 – 5 cm
- Kapasitas Tampung ± 150 Ton
-14 buah pintu yang
digerakkan oleh kompressor untuk menutup dan membuka pintu sehingga
TBS dapat masuk ke dalam lori.
Pada
tahap ini dilakukan pensortasian terhadap TBS yang masuk, sebab mutu
dari TBS yang diolah sangat mempengaruhi rendemen dan mutu produksi
dari CPO yang dihasilkan. Adapun tujuan sortasi adalah untuk
mengetahui tingkat kematangan buah dan menilai mutu yang masuk ke
pabrik.
Derajat
kematangan yang baik yaitu, jika tandan-tandan yang dipanen berada
pada fraksi 1,2, dan 3, sebab pada fraksi ini terjadi keseimbangan
rendemen minyak tinggi dengan kadar asam lemak bebas yang rendah.
Tabel
Kriteria dalam mensortasi TBS (Tandan
Buah Segar)
No
|
Kematangan
|
Fraksi
|
Jumlah Brondolan
|
Keterangan
|
1
2
3
|
Mentah
Matang
Lewat matang
|
00
0
1
2
3
4
5
|
Tidak ada
yang memberondol
1-10 Buah
luar brondol
10-25
Buah luar berondol
25-50
Buah luar berondol
50-75
Buah luar berondol
75-100
Buah luar berondol
Buah
dalam juga memberondol
,ada yang busuk
|
Sangat
mentah
Mentah
Kurang
matang
Matang I
Matang II
Lewat
matang I
Lewat matang II
|
Sumber: Pusat Penelitian Marihat, 1982
Berfungsi
untuk mengangkut TBS dari Loading Ramp ke
Sterilizer sebagai tempat merebus TBS. Rata-rata kapasitas dari tiap
lori rebusan adalah 2,5 ton/lori. Dalam pengisian lori hendaknya
jangan sampai penuh, karena dapat mengakibatkan:
Tandan buah dapat jatuh kedalam rebusan
Pintu maupun plate penahan tandan buah bengkok
Tandan buah dapat jatuh, sehingga dapat menimbulkan:
4. Transfer Carriage
Berfungsi
untuk memindahkan lori yang berisi TBS dari loading ramp ke rel
rebusan. Alat ini terdiri dari 1 unit dengan kapasitas 3 lori.
2.4.2.
Stasiun Perebusan (Sterilizer
Station)
Langkah
pertama dari pengolahan kelapa sawit adalah rebusan yang berfungsi
sebagai tempat untuk merebus TBS dengan tekanan 2,8 – 3 kg/cm² dan
suhunya 130ºC - 140ºC serta membutuhkan siklus ± 100 menit. Tempat
rebusan ada 3 unit, kapasitas dari tiap rebusan adalah 10 unit lori,
sedang lamanya waktu untuk merebus 90 menit. Pemeriksaan dan
pembersihan saringan kondensat dan rel rebusan dilakukan setiap
minggu.
A.
Tujuan Perebusan:
- Mematikan dan
menonaktifkan enzim penghidrolisa minyak.
- Mengurangi kadar air dalam buah ± 10% - 14%
terhadap total TBS yang direbus.
- Membekukan zat putih telur yang terdapat dalam
daging buah.
- Memudahkan buah sawit lepas dari janjangan
pada proses penebahan (thrasher).
- Mempermudah pamecahan cangkang, sehingga
persentase inti pecah berkurang.
B.
Sistem Rebusan:
Sistem rebusan menggunakan sistem tiga (3) puncak:
Puncak Pertama
Setelah selesai pengeluaran udara, tekanan uap dinaikkan hingga 0,8 –
1,0 kg/cm², kemudian dibuang dengan Blow Down sampai tekanan uap 0
kg/cm².
Puncak Kedua
Sterilizer diisi uap lagi hingga tekanan 1,5 – 2,0 kg/cm²,
kemudian dibuang melalui Blow Down sampai tekanan uap 0 kg/ cm².
3. Puncak Ketiga
Diisi uap hingga tekanan 2,8 – 3,0 kg/cm², kemudian ditahan sampai
jangka waktu tertentu, lalu selanjutnya dibuang.
Sistem
Perebusan Tiga Puncak:
Memasukkan TBS : 3 menit
Menutup pintu : 2 menit
Buang udara (kran buang) : 2 menit
Naikkan uap : 5 menit (0-1,5) kg/cm²
Buang air kondensat : 1 menit (1,5-2,5) kg/cm²
Naikkan uap : 3 menit
Buang air kondensat : 2 menit (0,3-2,5) kg/cm²
Naikkan
uap sampai dengan 3 kg/cm² : 18 menit
(0,3-2,8) kg/cm²
Menahan uap : 50 menit
Buang air : 1 menit
Buang uap dan air (TBS masak) : 6 menit
Buka pintu rebusan : 2 menit
Menarik lori keluar : 3 menit
Total : 100 menit
Sisitem tiga puncak digunakan karena berfungsi sebagai tindakan
fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu, adanya goncangan
yang disebabkan oleh perubahan tekanan yang cepat.
Pembuangan Udara
Udara
dalam rebusan menurunkan tekanan. Pembuangan terlalu cepat dapat
menyebabkan terjadinya terbulensi,yaitu, pencampuran udara dengan
uap yang menyebabkan kebutuhan waktu daerasi lebih lama.:
- Waktunya yaitu, semakin lama maka semakin sempurna proses
pembuangan udara, tapi terjadi penurunan kapasitas oleh sterilizer.
- Proses daerasi
dilakukan secara bertahap dan terpadu dengan pembuangan air
kondensat, yaitu dengan pambuangan air kondensat secara terus menerus
melalui pipa pada dasar rebusan.
b. Pembuangan Air
Air dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan, sehingga
jumlah air makin bertambah. Pertambahan yang tidak diimbangi dengan
pengeluaran air kondensat akan memperlambat usaha pencapaian tekanan
puncak.
c. Lamanya Rebusan
Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak yaitu:
-
Semakin lama, maka jumlah buah yang terlepas dari janjangan akan
semakin banyak
-
Semakin lama, maka biji mudah pecah
-
Semakin lama, maka kehilangan minyak pada air kondensat semakin
tinggi
- Semakin lama, maka kandungan minyak dalam tandan kosong makin
tinggi, karena diserap oleh tandan
- Semakin lama, maka
mutu senakin menurun ditandai dengan penurunan nilai Deterioration
Of Bleachability Index (DOBI).
d. Pembuangan Uap
Uap dibuang dari cerobong atas yang pipanya berdiameter 8 inch.
Pembuangan uap pada puncak-puncak sebelum akhir perebusan bersamaan
dengan pembuangan air kondensat, sehingga penurunan tekanan dapat
berlangsung cepat.
Syarat-Syarat Perebusan Yang Baik:
-
Tekanan uap ketel pada perebusan antara (2,8-3,0) kg/cm².
-
Temperatur rebusan ± 130ºC - 140ºC.
-
Lama merebus antara 90 menit.
- Muatan lori
rata-rata, ± 2,5 Ton tiap lori.
- Pemasukan uap
dilakukan bertahap sehingga tidak ada udara tertinggal di dalam
sterilizer, dan pembuangan uap bekas.
Kehilangan Minyak Pada Proses Perebusan:
- Norma kehilangan minyak pada air rebusan/kondensat max 0,50%
terhadap contoh.
-
Norma kehilangan minyak pada tandan kosong pada proses rebusan max
2,50% Thd.
2.4.3.
Stasiun Pebebah (Thrasher
Station)
1.
Alat Pengangkutan (Hosting Crane)
Berfungsi untuk menaikkan/menuang
lori yang berisi buah masak ke Auto Feeder dan menurunkan lori kosong
ke rel rebusan. Jumlah hoisting crane sebanyak sebanyak 2
unit, beroprasi 1 unit dan 1 unit untuk bersiaga. Daya angkut alat
ini adalah 5 Ton, terletak pada ketinggian ± 5 meter.
Berfungsi mengangkut dan mengatur buah jatuh ke bantingan. Pengisian
harus merata supaya buah rebus masuk ke bantingan teratur. Jika
bertumpuk maka akan terjadi loses (kehilangan minyak) pada tandan
kosong (berondolan ikut tankos). Kecepatan putaran Auto Feeder ± 2
rpm.
3.
Penebah (Thrasher)
Berfungsi untuk melepaskan buah dari janjangan. Dilengkapi dengan
Bunch Crusher, Kadar minyak dalam tankos ± 1,85% terhadap contoh,
dan berondolan terikut tankos ± 2,5% terhadap contoh.
Tujuan Penebahan, yaitu:
- Melepaskan berondolan buah dari janjangan
- Memisahkan berondolang dengan janjangan
Spesifikasi
Alat:
a. Panjang tromol : 4000 mm (Daya = 20 Hp)
b. Merk/Buatan/Tipe : Horizontal
c. Diameter : 2000 mm
d. Kapasitas : 30 Ton
e. Putaran tromol : ± 23 rpm – 25 rpm
f. Rongga kisi-kisi : ± 2,5 cm
g. Jumlah katekopen : 0,5 %
Putaran mesin penebah ini adalah 23
rpm, buah sawit yang keluar dari
kisi-kisi tromol alat penebah ini ditampung di conveyor lalu diangkat
dengan Fruit Elevator dan diangkut ke pengadukan (Digeter).
Kesalahan pada proses penebahan terjadi akibat buah yang masuk
kedalam rotary drum terlalu banyak, sehingga bantingan kurang dari 6
kali janjangan sudah keluar ke empty bunch conveyor. Pemeriksaan dan
pembersihan bagian dalam dan luar thresher dilakukan setiap minggu.
2.4.4.
Stasiun Kempa (Press Station)
Berfungsi untuk memeras
minyak dari daging buah dan biji pada waktu yang bersamaan memecahkan
sebanyak mungkin sel-sel minyak. Pemecahan
sel-sel minyak ini dapat disempurnakan atau dipercepat dengan
memberikan panas selama proses pada temperatur 90ºC – 95Cº.
1.
Pelumatan (Digester)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pengadukan atau pelumatan:
Pisau
pengaduk harus dan terpasang sebanyak 5
tingkat, tingkat pisau bagian atas berfungsi sebagai pelumat dan
pisau di bagian bawah berfungsi sebagai pengadukan berat mendorong
massa buah keluar dari digester.
Pisau
pengaduk harus cukup panjang untuk mencegah lapisan pericar
menempel pada dinding. Bila hal ini terjadi maka perpindahan panas
akan terhalang, yang berakibat menurunkan efisiensi kerja dari alat
tersebut.
Digester
harus terisi penuh setiap saat, agar waktu tinggal massa buah lebih
lama dan memperoleh efek pengadukan yang maksimum.
Pemanasan
dengan uap pada temperatur 95ºC – 98ºC.
Jumlah lubang perforasi di bottom plate 1,200 buah Ø 5 mm atau
1,800 Ø 4 mm. Dipasang pipa indeksi steam di bottom plate.
Waktu pengadukan yang ideal adalah 20 menit, bila digunakan kempa
hidrolik dan 30 menit untuk kempa ulir.
Putaran pisau pengaduk normal adalah 23 – 25 rpm.
Jarak pisau dengan dinding 2 cm.
Pembersihan dan pemeriksaan bagian dalam digester dilakukan setiap
minggu.
2.
Kempa Ulir (Screw
Press)
Berfungsi
untuk memeras buah yang sudah diaduk dari
digester dengan tekanan hydrolik 45 – 50 kg/cm², sehingga minyak
kasar keluar dari daging buah. Oleh tekanan 2 buah screw press yang
berputar berlawanan arah di dalam sebuah silinder. Minyak keluar
melalui saringan dan ditampung di Bak Row Oil. Sedangkan serabut dan
biji diangkat oleh Cake Breaker Conveyor (CBC) menuju ke pemisahan
biji dan serabut (depricarper).
Jarak screw dengan silinder press < 5 mm dan kapasitas olah ± 10
– 12 Ton TBS/Jam/unit. Oil gear box, speed redcer, V-belt dan
minyak hidrolik packe diperiksa setiap hari sebelum mesin
dioprasikan.
Pengaruh tekanan kempa yang terlalu tinggi menyebabkan:
Jumlah
biji pecah semakin tinggi
Jumlah
serat-serat halus yang terikut minyak bertambah. Hal
ini akan menyulitkan pada proses pemisahan minyak selanjutnya.
Pengaruh
tekanan kempa yang rendah menyebabkan:
Cake basah, kerugian minyak pada ampas dan biji tinggi.
Pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, maka pengolahan biji akan
mengalami kesulitan.
Ampas menjadi basah, sehingga tidak terhisap oleh blower.
3.
Tangki Penangkap Pasir (Sand
Trap Tank)
Minyak yang keluar dari pressan dan digester ditampung dalam Bak Row
Oil dan dialirkan ke dalam Sand Trap Tank yang berfugsi sebagai alat
untuk menangkap jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke
ayakan, dengan maksud agar ayakan terhindar dari gesekan pasir yang
dapat menyebabkan keausan ayakan. Pembersihan dan pemeriksaan
dilakukan setiap minggu.
4.
Saringan Bergetar (Vibrating
Screen Separator)
Berfungsi untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut dalam
minyak kasar. Saringan terdiri dari 2 tingakat dengan luas permukaan
masing-masing 2 m². Tingkat atas memakai kawat saringan 30 mesh dan
bagian bawah 40 mesh. Untuk mempermudah proses pemisahan minyak pada
saringan getar, maka pada waktu penyaringan massa minyak diencerkan
dengan air panas yang bersuhu ± 90ºC. Padatan yang terpisah
bergerak teratur ke pinggir ayakan menuju bottom Cross Conveyor.
Hal-hal yang diperhatikan:
Pengenceran
dengan air diatur , sehingga cairan dalam tangki mempunyai
perbandingan 1:2 (minyak : lumpur).
Jumlah
getaran ayakan 1400 – 3000 getaran/menit. (Tim Penulis. 2009)
5. Bak Row Oil
(Bak RO)
Fungsi
Bak RO adalah untuk memanaskan minyak kasar dan mengendapkan
kotoran/pasir yang masih lolos dari Sand Trap dan Vibrating Screen
Seperator. Suhu cairan minyak kasar dalam bak RO 98-1000C. Kapasitas
pompa bak RO ke CST disesuaikan dengan jumlah cairan yang di hasilkan
oleh pabrik yaitu 60% x Kapasitas olah TBS. Seluruh pengutipan minyak
yang masih terikut dalam lumpur, seperti minyak dari lumpur
separator, bak fat-fit, spui (sisa pencucian) dari tanki timbun dan
Oil Tank, upayakan dimasukkan dulu ke Bak RO (melalui vibrating
Screen/ Vibro Seperator) agar sempat disaring dan dipanaskan terlebih
dahulu. Hindarkan pengiriman langsung ke CST karena suhu minyak
pengutipan minyak tersebut pasti lebih rendah dibandingkan dengan
suhu di CST sehingga dapat menurunkan suhu di CST dan memperlambat
pemisahan minyak. Tekanan pompa pengiriman minyak kasar dari Bak RO
yang langsung ke CST juga akan menimbulkan gejolak dalam cairan
sehingga pemisahan minyak tidak dapat berlangsung dengan sempurna.
(http://zairifblog.blogspot.com/2010/12/bak-ro.html)
6.
Tangki Minyak Kasar (Crude Oil
Tank)
Pada
crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steam melalui
sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90-95°C. Dari sini
minyak dipompakan ke CST (Continuous Settling Tank). Dari
Bak Row Oil minyak dikirim ke Crude Oil Tank. Crude oil tank
merupakan tanki penampung minyak kasar, untuk selanjutnya
dikirim ke Continious Settling Tank (CST) untuk proses pemurnian di
stasiun minyakan. Minyak dari crude oil tank dipompakan ke CST dimana
sebelumnya dilewatkan ke buffer tank agar aliran minyak
masuk ke CST tidak terlalu kencang.
2.4.5.
Stasiun Minyakan (Oil Station)
1.
Continious Settling Tank (CST)
Berfungsi
untuk memisahkan minyak mentah dari lumpur (air + lumpur) atas dasar
perbedaan berat jenis cairan, dimana minyak yang mempunyai berat
jenis lebih ringan akan naik, sedangkan lumpur akan turun. Dalam
pemisahan ini kekentalan cairan dan suhu sangat mempengaruhi proses
ini, sebab pengenceran dan pemanasan merupakan faktor penentu
keberhasilan pemisahan dan pemurnian minyak di klarifikasi.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan di CST adalah:
Suhu cairan harus diantara 95ºC – 98ºC, pemanasan awal dengan
steam indeksi dan selanjutnya dengan steam coll, dan cairan tidak
bergejolak.
Agar kotoran tidak terbawa minyak, maka ketebalan lapisan minyak
dipermukaan CST ± 60 cm untuk CST vertikal dan 40 cm untuk CST
horizontal. Agar lebih mudah pengontrolan dipasang lampu kontrol,
dilengkapi dengan Balance Tank dan putaran Agitator ± 3 rpm.
Pembuangan endapan pasir dilakukan 5 jam sekali.
Dicuci dan diperiksa setiap 6 bulam sekali.
Proses
pemisahan CST ini berjalan secara kontiniu, selagi minyak kasar masih
dimasukkan dan oilnya akan dialirkan ke Oil Tank, sedangkan lumpur,
ke Sludge Tank.
2.
Tangki Minyak (Oil
Tank)
Minyak
yang berasal dari CST ditampung dalam Oil Tank (tangki masakan
minyak). Tangki ini berbentuk silinder dan pada bagian dasarnya
berbentuk kerucut, didalam tangki dipasang pipa spiral pemanas yang
dialiri uap tekanan 3 kg/cm² agar suhu dapat dipertahankan 95ºC -
98ºC.
Minyak yang bersal dari CST dialirkan ke Oil Tank untuk dipanaskan
pada temperatur 95ºC - 98ºC, agar air yang masih terdapat dalam
minyak dapat dihilangkan.
3.
Pembersih Minyak (Oil
Purifier)
Prinsip
Kerja:
Prinsip kerja alat ini adalah gaya sentrifugal, sehingga minyak yang
memiliki berat jenis lebih kecil dari dari air dan kotoran akan
terlempar ke bagian atas Bowl dan air dinding bowl).
Alat ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kadar air dalam
minyak. Alat ini beroperasi dengan putaran 5000 rpm – 6000 rpm.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses Oil Purifier:
Suhu minyak harus 90ºC - 95ºC.
Pembebanan (minyak dialirkan masuk) baru dapat dilakukan setelah
dicapai putaran normal dari mesin dengan menghitung Revolution
Counter (118 – 125) rpm.
Aliran minyak harus konstan.
Jika putaran mesin tidak tercapai, lakukan pemeriksaan pada kopling
dan rem.
Jika mesin bergetar, lakukan pembersihan/pencucian Bowl.
Pembilasan dilakukan 1 jam sekali.
Pencucian bowl dan disc dilakukan setiap minggu.
Minyak hasil proses yang baik adalah sekitar, kadar air berkisar
sekitar antara 0,20% - 50%, dan kadar kotoran 0,01% - 0,13%.
4.
Pengeringan Air (Vacum
Drier)
Fungsi Vakum Drier adalah mengurangi kadar air
dengan kevakuman ± 760 mmHg. Hasil minyak dari proses pengeringan
yang sempurna kadar airnya berkisar antara
0,10 – 0,50%.
5.
Tangki Lumpur (Sludge
Tank)
Berfungsi
untuk menampung lumpur hasil pemisahan dari
CST. Lumpur yang keluar dari CST (masih mengandung minyak) dialirkan
ke dalam Sludge Tank dan diolah lagi untuk memperoleh minyak, dimana
suhu berkisar antara 95ºC - 98ºC yang dipanaskan dengan sistem
injeksi.
6.
Saringan Berputar (Brush
Strainer)
Berfungsi
untuk memisahkan kotoran-kotoran kasar dan pasir pada lumpur
yang akan diolah di Sludge Seperator.
Brush Strainer terdiri dari dua tabung silinder yang
berlubang-lubang halus dengan sikat baja yang berputar bersamaan
poros pada silinder tersebut. Cairan yang telah tersaring keluar dari
bagian atas dan mengalir ke Pre Cleaner, sedang serabut/sampah
dibuang dari bagian bawah. Dilakukan pencucian setiap 6 jam pada
Brush Strainer.
7. Pre Cleaner
Cairan
sludge hasil penyaringan pada brush strainer masih mengandung pasir,
dan untuk memisahkan pasir tersebut digunakan Pre Cleaner. Bagian
atas alat ini berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kerucut
yang terbuat dari keramik. Dibawah kerucut ini terdapat tabung
pengendapan pasir.
Cairan
lumpur dipompakan pada bagian atas dengan sistem siklus, sistem
cairan berputar dalam tabung dan kerucut yang melibatkan timbulnya
gaya sentrifugal. Gaya ini menyebabkan pasir turun dengan cepat
melalui kerucut (dibuang), cairan bergerak ke atas dan keluar melalui
poros. Pembuangan pasir pada bagian bawah (penampung pasir) dilakukan
secara teratur setiap 30 menit.
8.
Pemisah Lumpur (Sludge
Separator)
Berfungsi
untuk memisahakan lumpur dan kotoran terhadap minyak. Temperatur
lumpur yang masuk ke Sludge Separator
adalah 95ºC - 98ºC. Akibat gaya sentrifugal dan perbedaan berat
jenis, maka lumpur dan kotoran akan terlempar lebih jauh menuju
dinding Bowl, sedangkan minyak masuk melalui Piring Disc dan mengalir
ke Dasar Bak, sedangkan lumpur dan air keluar. Pencucian silakukan
setiap 6 jam.
9.
Tangki Timbun (Storage
Tank)
Minyak yang telah dihasilkan ditimbun di Storage Tank. Storage Tank
yang terdapat di PKS Pabatu ada 3 unit tangki yang berkapasitas 3500
Ton, dengan perincian antara lain:
Tangki 1 berkapasitas 1500 Ton.
Tangki 2 berkapasitas 1000 Ton.
Tangki 3 berkapasitas 1000 Ton.
10.
Bak Penampung Lumpur (Bak Fat Fit)
Cairan-cairan
yang masih mengandung minyak dari parit klarifikasi dan air kondensat
rebusan ditampung di dalam bak lumpur. Minyak yang masih terkandung
dalam cairan buangan ini, selama dalam bak, perlahan-lahan terpisah
secara grafitasi. Lapisah minyak dikutip dan dialirkan ke bak
penampung untuk selanjutnya dipompakan ke Sand Trap Tank dan cairan
bawah dialirkan ke parit pembuangan limbah. Bertujuan untuk mengutip
minyak yang masih terdapat di lumpur dan limbah yang telah dibuang.
2.4.6.
Stasiun Pabrik Biji (Station
Kernel Plant)
Campuran ampas dan biji yang keluar dari Screw Press diolah untuk
menghasilkan:
Cangkang
dan serabut, sebagai bahan bakar boiler.
Inti sawit, sebagai bahan Nut/Biji.
1.
Cake Breaker Conveyor (CBC)
Alat
ini terdiri dari 1 (satu) talang yang mempunyai dinding rangkap yang
diantaranya diisi steam pemanas, sehingga temperatur mencapai 90ºC -
95ºC. Didalam Conveyor, Gumpalan berupa serabut dan biji dipanaskan
dan diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah
dipisahkan dari biji. Konstruksi daun conveyor padal atau semi pedal.
Kinerja maksimal jika ukuran CBC: > 24 meter, Lebar conveyor 0,7
meter, dan putaran 70 rpm – 75 rpm.
Fungsi Cake Breaker Conveyor:
Mengantarkan ampas dan biji ke stasiun Depricarper.
Mengeringkan
dan mengurangi kadar air fibre sebagai bahan bakar dan untuk
memudahkan kerja blower pada Satasiun
Depricarper.
Cara Kerja Cake Breaker Conveyor:
Ampas
dan biji diaduk-aduk hingga gumpalan ampas/serabut dan biji akan
terpisah, sambil dipanaskan dengan steam pada suhu 90ºC - 95ºC.
Steam yang dipakai sistem Steam Jacket. Tujuan dari pemanasan
tersebut adalah untuk mengurangi kadar air dalam biji dan serabut
agar pada pemisahan proses Depricarper lebih mudah. Pemeriksaan dan
pembersihan dilakukan setiap pagi sebelum olah.
2.
Depricarper
Dari
Cake Breaker Conveyor, press cake jatuh ke Depricarper, kemudian
ampas (fiber) terhisap ke Fiber Siklon, kemudian diangkut oleh
Conveyor untuk bahan bakar Ketel Uap, sedangkan biji yang lebih berat
jatuh ke Polishing Drum. Pembersihan dan pemeriksaan Ducting bagian
dalam dilakukan setiap minggu.
3.
Polishing Drum
Dalam
Polishing Drum ini biji akan dibersihkan dari serabut yang masih
menempel, akibat gaya gesekan yang disebabkan perputaran dari drum.
Di alat ini juga terjadi pemisahan biji-bijian
yang pecah dan kotoran-kotoran lainnya. Fungsi dari Polishing Drum
adalah untuk membersihkan biji dari serabut yang masih menumpuk pada
biji. Kemudian biji yang sudah bersih jatuh ke conveyor yang dihisap
Blower Destoner untuk dikirim ke Nut Hopper.
4. Destoner
Destoner
adalah alat pemisah batu. Biji terhisap oleh Blower, masuk ke Nut
Hopper, sedangkan batu dan benda-benda berat jatuh ke bawah.
5. Ripple Mill
Ripple
Mill berfungsi sebagai pemecah biji yang berasal dari Destoner
menjadi cangkang dan inti sawit. Kecepatan baling-baling
di sesuaikan dengan fraksi biji. Juga jarak antara baling-baling dan
dinding bergerigi disesuaikan dengan fraksi biji. Kecepatan putaran
baling-baling juga disesuaikan dengan fraksi biji. Pembersihan magnit
dari besi dan vibrator dari sampah/debu, dilakukan setiap hari.
Cara
Kerja:
Dengan cara menekan biji pada Rotor pada dinding bergerigi
menyebabkan Rotor sebagai resultan gaya, Jarak antara rotor dan plat
bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga
berperan sebagai panahan dan pemecah. Biji yang berada dalam alat
mengalami frekuensi benturan yang cukup tinggi, baik dengan plat
bergerigi maupun antara rotor, sehingga frekuensi kumpulan ini dapat
menyebabkan biji lebih mudah lekang.
6.
LTDS I Dan II (Light Tenera Dust
Separator)
Inti dan cangkang yang telah lepas kemudian masuk ke LTDS I melelui
Cracked Mixture Elevator, agar inti terpisah dari cangkang. Pemisahan
ini didasarkan atas perbedaan berat jenis antara inti dan cangkang.
Dimana massa yang kecil (cangkang dan serat) akan terhisap oleh
blower ke elevator yang kemudian dibawa ke Kernel Drier. Pada LTDS II
juga berfungsi untuk memisahkan inti dan cangkang yang lewat (sisa)
dari LTDS I. Lakukan penyetelan Dumper sesuai kebutuhan dan pastikan
dikunci/tidak bergeser. Pembersihan dan pemeriksaan Ducting bagian
dalam dilakukan setiap minggu.
7. Hydro Cyclone
Berfungsi untuk memisahkan inti dan cangkang yang tidak terolah dari
LTDS II. Didasarkan atas gaya sentrifugal dan perbedaan berat jenis,
dimana berat jenis cangkang ± 1,30 g/cm³, sedangkan inti ± 1,08
g/cm³. Pemeriksaan dan pembersihan bak hydrocyclone serta memeriksa
sekat-sekat dilakukan setiap minggu.
8.
Pengering Biji (Kernel
Drier)
Berfungsi untuk mengeringkan inti yang telah dipisahkan dari
cangkang. Pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas
dari Steam Heater.
Temperatur pengeringan dibagi atas 3 tingkatan:
a. Atas : 70ºC : selama 3,5 jam
b. Tengah : 80ºC : selama 3,5 jam
c. Bawah : 60ºC : selama 3,5 jam
Kadar
air inti yang baik dihasilkan (yang keluar dari kernel drier) adalah
6% - 7%. Kalau kadar air inti terlalu rendah menyebabkan kadar inti
berubah warna terlalu besar (kadar inti berubah warna max = 40,0%).
Sedangkan jika inti kurang kering atau kadar air di atas 6% - 7% maka
akan terjadi:
Inti akan mudah sekali berjamur.
Kadar ALB minyak inti tinggi.
Kadar minyak yang diperoleh rendah (kadar minyak min = 40,0%).
9. Kernel Winower
Berfungsi
untuk memisahkan ampas, cangkang halus yang masih terdapat pada inti
sawit kering dengan sistem hembus (pemberian angin), yang dihembuskan
oleh Fan dan ditampung di Dust Cyclone.
10.
Penimbunan Biji (Kernel
Storage)
Berfungsi
sebagai tempat penimbunan inti sawit
sementara yang telah di sortir pada kernel winower, dimana muatan
Kernel Storage ± 30 ton. Pembersihan dan pemeriksaan Kernel Storage
dilakukan setiap 6 bulan. (Tim Penulis, 2009)